๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ
Pertanyaan :
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Hukum membaca Shadaqallahul ‘Azhim, bid’ahkah? (Yudhi Fadhil, Riau)
Jawaban :
Wa Alaikum Salam Wa Rahmatullah wa Barakatuh. Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala rasulillah wa ‘ala aalihi wa ashhabihi wa man waalah, wa ba’du :
Sebagusnya lisan kita sebagai penuntut pengetahuan janganlah gampang keluarkan kalimat bid’ah atau haram, pada persoalan yang intinya kita belum tahu. Tahan dulu. Masalah bid’ah atau haram, yaitu perkara besar dalam Islam. Sebab untuk pelakunya diancam neraka oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Masih tetap bagus bila mereka menyampaikan, “Masalah ini beberapa ulama tidak sama pendapat, ada yang membolehkan ada juga yang melarang, namun saya tentukan yang melarang. ” Dengan hal tersebut bermakna kita sudah jujur dalam pengetahuan serta persoalan, serta amanah dalam penyampaian.
Termasuk juga dalam soal membaca shadaqallahul ‘azhim sesudah membaca ayat. Seperti kita ketahui ada pihak yang membid’ahkan, argumennya simpel, karna tak ada dalilnya hal semacam itu dikerjakan oleh Rasulullah serta teman dekat. Nah, apakah benar permasalahan ini cuma satu pendapat yaitu bid’ah? Nyatanya tak, malah banyak Imam yang mempraktekkannya serta membolehkannya di beberapa jaman serta madzhab. Jadi, sebaiknya kita melindungi lisan serta adab, bila juga tidak paham, tambah baik diamlah.
๐ Siapa sajakah beberapa Imam yang pernah membacanya?
Pada saat ini kami cuma bakal menuturkan beberapa ulama yang membolehkan saja. Ada juga pihak yang melarangnya, seperti beberapa ulama di Lajnah Daimah Saud Arabia, Syaikh Shalih Fauzan, Syaikh Ibnu Utsaimin, Syaikh Mushthafa Al ‘Adawi, Syaikh Muhammad Musa Nashr, serta yang lain tak kami berikan, sebab fatwa-fatwa mereka begitu gampang di peroleh di beberapa website Islam, serta jawaban ini dapat mempunyai tujuan sebagai cover both side, segi lain, kalau apa yang dituduhkan sekumpulan manusia sebagai bid’ah, nyatanya itu adalah perbuatan atas referensi beberapa beberapa Imam Ahlus Sunnah wal Jamaah yang lain juga. Hingga, tak sepantasnya berlaku keras dalam perkara yang beberapa imam terdahulu sampai sekarang ini mereka masih tetap berselisih pendapat. Di segi lain, umat juga tahu dengan cara adil serta imbang fakta sesungguhnya.
Di bawah ini beberapa beberapa ulama yang membolehkan bahkan juga mengaplikasikan membaca Shaddaqallahul ‘Azhim sesudah membaca Al Quran.
✅ Imam Hasan Al Bashri Radhiallahu ‘Anhu
Dia yaitu tokoh tabi’in senior. Dia termasuk juga tujuh pakar fiqih Madinah pada jamannya. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, saat mengulas surat Saba’ ayat 18, beliau mengutip perkataan Imam Hasan Al Bashri, seperti berikut :
ููุงู ุงูุญุณู ุงูุจุตุฑู : ุตุฏู ุงููู ุงูุนุธูู . ูุง ูุนุงูุจ ุจู ุซู ูุนูู ุฅูุง ุงููููุฑ.
Berkata Al Hasan Al Bashri : “Shadaqallahul ‘Azhim. Tidaklah memperoleh siksa seumpama ini untuk pelakunya, tetapi orang kafir. ” 1
✅ Imam Al Qurthubi Rahimahullah
Dalam tafsirnya dia menulis :
” ููู ุงูุณู ุงุก ุฑุฒููู ูู ุง ุชูุนุฏูู ” ูุฅูุง ูููู : ุตุฏู ุงููู ุงูุนุธูู ، ูุตุฏู ุฑุณููู ุงููุฑูู ، ูุฃู ุงูุฑุฒู ููุง ุงูู ุทุฑ ุจุฅุฌู ุงุน ุฃูู ุงูุชุฃููู
“Dan di langit Dia memberi rizki pada kalian, serta apa-apa yang dijanjikan pada kalian, ” Jadi, kami berkata : Shadaqallahul ‘Azhim wa shadaqa rasul al karim, sebenarnya maksud rejeki disini yaitu hujan berdasarkan6 ijma’ pakar takwil.. dst. ” 2
✅ Imam Ibnul ‘Iraqi Rahimahullah
Beliau di tanya begini ;
َูุณُุฆَِู ุงุจ�'ُู ุงู�'ุนِุฑَุงِِّูู ุนَู�' ู ُุตٍَّู َูุงَู ุจَุน�'ุฏَ ِูุฑَุงุกَุฉِ ุฅู َุงู ِِู ุตَุฏََู ุงَُّููู ุงู�'ุนَุธِูู ُ َูู�' َูุฌُูุฒُ َُูู ุฐََِูู ََููุง ุชَุจ�'ุทُُู ุตََูุงุชُُู َูุฃَุฌَุงุจَ ุจِุฃََّู ุฐََِูู ุฌَุงุฆِุฒٌ ََููุง ุชَุจ�'ุทُُู ุจِِู ุงูุตََّูุงุฉُ
Ibnul Iraqi di tanya mengenai orang yang shalat, sesudah imam usai membaca, orang itu membaca ‘Shadaqallahul ‘Azhim’, apakah bisa baginya serta tak membatalkan shalatnya? Dia menjawab : Hal semacam itu bisa, serta tidaklah membatalkan shalat. ” 3
✅ Imam Syihabuddin Ar Ramli Rahimahullah
Dalam Nihayatul Muhtaj dia menyampaikan :
َูู�' َูุงَู ุตَุฏََู ุงَُّููู ุงู�'ุนَุธِูู ُ ุนِู�'ุฏَ ِูุฑَุงุกَุฉِ ุดَู�'ุกٍ ู ِู�' ุงู�'ُูุฑ�'ุขِู َูุงَู ู ุฑ َูู�'ุจَุบِู ุฃَู�' َูุง َูุถُุฑَّ
“Seandainya dia berkata Shadaqallahul ‘Azhim waktu membaca sisi dari Al Quran, (berkata Ar Rafi’i) maka
Majelis Indahnya Sharing, 16. 05. 17 23 : 23
itu tak memudharatkan (tak kenapa). ” 4
✅ Imam Abu Hafs Umar Al Wardi Rahimahullah
Dalam Syarhul Bahjah Al Wardiyah beliau berkata :
ُُّูู ู َุง َูู�'ุธُُู ุงู�'ุฎَุจَุฑُ َูุญ�'ُู ุตَุฏََู ุงَُّููู ุงู�'ุนَุธِูู ُ ุฃَู�' ุขู َู�'ุชُ ุจِุงََِّููู ุนِู�'ุฏَ ุณَู َุงุนِ ุงู�'ِูุฑَุงุกَุฉِ ุจَู�' َูุงَู ุดَู�'ุฎَُูุง ุฒ ู : َูุง َูุถُุฑُّ ุงู�'ุฅِุท�'َูุงُู ِูู َูุฐَุง
“Semua yang dilafazhkannya, seperti Shadaqallahul ‘Azhim atau amantu billah, saat mendengar bacaan Al Quran, bahkan juga syaikh kami berkata : Tak memudharatkan dengan cara muthlak dalam soal ini (dengan kata lain bisa). ”5
✅ Imam An Nawawi Rahimahullah
Dalam Al Majmu’ beliau menyampaikan :
ุซู ุตุฏู ุงููู ุงูุนุธูู ” ูุณุฆูููู ุนู ุงูุงููุฉ ูู ูู ู ูุงููุช ูููุงุณ ูุงูุญุฌ
“Kemudian Shadaqallahul ‘Azhim “Yas aluunaka ‘anil ahilah qul hiya mawaqitu linnas. ” 6
✅ Syaikh Dhiya’ Al Mishri dalam Fathul Manan menyampaikan :
ููุณุชุญุจ ูููุงุฑูุก ุฅุฐุง ุงูุชูุช ูุฑุงุกุชู ุฃู ูุตุฏู ุฑุจู ููุดูุฏ ุจุงูุจูุงุบ ูุฑุณููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ููุดูุฏ ุนูู ุฐูู ุฃูู ุญู ููููู : ุตุฏู ุงููู ุงูุนุธูู ، ูุจูุบ ุฑุณููู ุงููุฑูู ، ููุญู ุนูู ุฐูู ู ู ุงูุดุงูุฏูู.
“Dianjurkan untuk pembaca Al Quran, bila sudah usai sebaiknya dia membetulkan Tuhannya, serta bersaksi atas tabligh yang dikerjakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, serta bersaksi kalau itu yaitu kebenaran, jadi sebaiknya membaca : Shadaqallahul ‘Azhim, Wa balagha rasuluhul karim, wa nahnu ‘ala dzalika minasy syahidin. ” 7
✅ Syaikh Athiyah Saqr, Mufti Mesir, saat di tanya apa hukum membaca Shadaqallahhul ‘Azhim. Dia mengkirtik serta berikan peringatan pada beberapa orang yang mudah membid’ahkan termasuk juga permasalahan ini, beliau berkata :
ูููู “ุตุฏู ุงููู ุงูุนุธูู ” ู ู ุงููุงุฑู ุฃู ู ู ุงูุณุงู ุน ุจุนุฏ ุงูุงูุชูุงุก ู ู ุงููุฑุงุกุฉ ، ุฃู ุนูุฏ ุณู ุงุน ุขูุฉ ู ู ุงููุฑุงَู ููุณ ุจุฏุนุฉ ู ุฐู ูู ุฉ، ุฃููุง ูุฃูู ูู ูุฑุฏ ููู ุนููุง ุจุฎุตูุตูุง، ูุซุงููุง ูุฃููุง ุฐูุฑ ููู ูุงูุฐูุฑ ู ุฃู ูุฑ ุจู ูุซูุฑุง ، ูุซุงูุซุง ุฃู ุงูุนูู ุงุก ุชุญุฏุซูุง ุนู ุฐูู ุฏุงุนูู ุฅููู ูุฃุฏุจ ู ู ุขุฏุงุจ ูุฑุงุกุฉ ุงููุฑุขู ، ููุฑุฑูุง ุฃู ููู ุฐูู ูู ุงูุตูุงุฉ ูุง ูุจุทููุง، ูุฑุงุจุนุง ุฃู ูุฐู ุงูุตูุบุฉ ุฃู ูุฑูุจุง ู ููุง ูุฑุฏ ุงูุฃู ุฑ ุจูุง ูู ุงููุฑุขู ، ููุฑุฑ ุฃููุง ู ู ููู ุงูู ุคู ููู ุนูุฏ ุงููุชุงู.
ูุงู ุชุนุงูู : {ูู ุตุฏู ุงููู ูุงุชุจุนูุง ู ูุฉ ุฅุจุฑุงููู ุญูููุง} ุขู ุนู ุฑุงู : 95 ، ููุงู {ููู ุง ุฑุฃู ุงูู ุคู ููู ุงูุฃุญุฒุงุจ ูุงููุง ูุฐุง ู ุง ูุนุฏูุง ุงููู ูุฑุณููู ูุตุฏู ุงููู ูุฑุณููู } ุงูุฃุญุฒุงุจ : 22 ، ูุฐูุฑ ุงููุฑุทุจู ูู ู ูุฏู ุฉ ุชูุณูุฑู ุฃู ุงูุญููู ุงูุชุฑู ุฐู ุชุญุฏุซ ุนู ุขุฏุงุจ ุชูุงูุฉ ุงููุฑุงَู ุงููุฑูู ูุฌุนู ู ููุง ุฃู ูููู ุนูุฏ ุงูุงูุชูุงุก ู ู ุงููุฑุงุกุฉ : ุตุฏู ุงููู ุงูุนุธูู ุฃู ุฃูุฉ ุนุจุงุฑุฉ ุชุคุฏู ูุฐุง ุงูู ุนูู.
“Kalimat Shadaqallahu Al ‘Azhim yang disampaikan oleh pembaca Al-Quran atau oleh pendengar sesudah usai membaca atau mendengar ayat-ayat Al-Quran, tidaklah bid’ah tercela, bahkan juga mempunyai landasan yang cukup kuat. Yakni :
Tak ada satupun dalil yang melarangnyaKalimat itu adalah zikir. Beberapa ulama membuatnya sebagai satu diantara adab saat akan membaca Al Quran. Bahkan juga menurut mereka bila ia disampaikan dalam salat tak membatalkan salat. Sekianlah pendapat kelompok Hanafi serta Syafi’i. Lafal atau perkataan itu sekian dekat dengan apa yang diperintahkan dalam Al-Quran dan adalah perkataan orang mukmin di waktu bakal perang.
ูู ุตุฏู ุงููู ูุงุชุจุนูุง ู ูุฉ ุฅุจุฑุงููู ุญูููุง
Katakanlah : “Benarlah (apa yang difirmankan) Allah”. Jadi ikutilah agama Ibrahim yang lurus, serta tidaklah Dia Termasuk juga beberapa orang yang musyrik (Ali Imran : 95)
ููู ุง ุฑุฃู ุงูู ุคู ููู ุงูุฃุญุฒุงุจ ูุงููุง ูุฐุง ู ุง ูุนุฏูุง ุงููู ูุฑุณููู ูุตุฏู ุงููู ูุฑุณููู
Serta ketika beberapa orang mukmin lihat bebrapa kelompok yang bersekutu itu, mereka berkata : “Inilah yang dijanjikan Allah serta Rasul-Nya pada kita. Benarlah Allah serta Rasul-Nya.
Al-Qurthubi dalam muqaddimah tafsirnya menyampaikan kalau menurut Imam Al Hakim serta Imam At Tirmidzi mengatakan kalimat shadaqallahu al-azhim sesudah usai membaca Al-Quran adalah satu diantara bentuk adab membaca Al-Quran. ”8
Lantas Syaikh ‘Athiyah Shaqr meneruskan :
ูุฌุงุก ูู ููู ุงูู ุฐุงูุจ ุงูุฃุฑุจุนุฉ ، ูุดุฑ ุฃููุงู ู ุตุฑ، ุฃู ุงูุญูููุฉ ูุงููุง : ูู ุชَّููู ุงูู ุตูู ุจุชุณุจูุญ ู ุซู. ุตุฏู ุงّููู ุงูุนุธูู ุนูุฏ ูุฑุงุบ ุงููุงุฑุฆ ู ู ุงููุฑุงุกุฉ ูุง ุชุจุทู ุตูุงุชู ุฅุฐุง ูุตุฏ ู ุฌุฑุฏ ุงูุซูุงุก ูุงูุฐูุฑ ุฃู ุงูุชูุงูุฉ ، ูุฃู ุงูุดุงูุนูุฉ ูุงููุง : ูุง ุชุจุทู ู ุทููุง ุจูุฐุง ุงูููู ، ูููู ูุฌุฑุค ุฃุญุฏ ูู ูุฐู ุงูุฃูุงู ุนูู ุฃู ูููู : ุฅู ููู : ุตุฏู ุงููู ุงูุนุธูู ، ุจุนุฏ ุงูุงูุชูุงุก ู ู ูุฑุงุกุฉ ุงููุฑุขู ุจุฏุนุฉ؟ ุฃูุฑุฑ ุงูุชุญุฐูุฑ ู ู ุงูุชุนุฌู ูู ุฅุตุฏุงุฑ ุฃุญูุงู ููููุฉ ูุจู ุงูุชุฃูุฏ ู ู ุตุญุชูุง ، ูุงููู ุณุจุญุงูู ูุชุนุงูู ูููู : {ููุง ุชููููุง ูู ุง
ุชุตู ุฃูุณูุชูู ุงููุฐุจ ูุฐุง ุญูุงู ููุฐุง ุญุฑุงู ูุชูุชุฑูุง ุนูู ุงููู ุงููุฐุจ ุฅู ุงูุฐูู ููุชุฑูู ุนูู ุงููู ุงููุฐุจ ูุง ูููุญูู } ุงููุฎู : 116
“Terdapat dalam fiqih empat madzhab, yang sudah menyebar di Mesir, kalau kelompok Hanafiyah menyampaikan, kalau orang yang shalat memberikan pujian pada Allah Ta’ala dengan mengatakan Shadaqallah Al ‘Azhim, sesudah pembaca usai membaca Al Quran, jadi itu tak membatalkan shalatnya, bila dia memanglah murni punya maksud memberikan pujian pada, dzikir, atau tilawah. Sedang Syafi’iyah menyampaikan, perkataan ini dengan cara mutlak tak membatalkan shalat. Lantas bagaimana dapat seorang jaman ini menyampaikan : " Membaca Shadaqallahul ‘Azhim sesudah usai membaca Al Quran yaitu bid’ah? " Apakah harus diulang-ulang peringatan mengenai sikap terburu-buru menelurkan ketentuan hukum fiqih sebelumnya memperkuat kebenarannya. Paling akhir Allah Ta’ala berfirman :
“Dan jangan sampai kamu menyampaikan pada apa yang disebut-sebut oleh lidahmu dengan cara dusta “ini halal serta ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan pada Allah. Sebenarnya beberapa orang yang mengada-adakan kebohongan pada Allah tiadalah beruntung”. (QS. An Nahl : 116). 9
Sekian. Wa Shallallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘Ala Aalihi wa Shahbihi ajma’in. Wallahu A’lam.
Catatan Kaki :
1 Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al Azhim, Juz. 6, Hal. 508
2 Imam Al Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkam AL Qur’an, Juz. 13, Hal. 15, saksikan juga Juz. 16, Hal. 222
3 Imam Zakariya al Anshari, Asna Al Mathalib, Juz. 3, Hal. 68. Mawqi’ Al Islam
4 Imam Muhammad Syihabbudin Ar Ramli, Nihayatul Muhtaj, Juz. 5, Hal. 60. Saksikan juga Imam Zakariya Al Anshari, Hasyiyah Al Jumal, Juz. 4, Hal. 96. Mawqi’ Al Islam
5 Imam Abu Hafs Zainuddin Umar Al Wardi, Syarhul Bahjah Al Wardiyah, Juz. 3, Hal. 496. Mawqi’ Al Islam
6 Imam An Nawawi, Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, Juz. 17, Hal. 208. Mawqi’ Ya’sub
7 Syaikh Adh Dhiya al Mishri, Fathul Manan, Hal. 4.
8 Fatawa Al Azhar, Juz. 8, Hal. 86.
9 Ibid
0 komentar:
Posting Komentar