Taukah anda Bagaimana Hukum Puasa Senin Kamis di Hari Tasyrik ??.Ada beberapa saudara kita yang miliki kebiasaan puasa Senin Kamis. Apakah pada hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah) diijinkan untuk lakukan puasa itu?
Dijelaskan dalam Matan Al Ghoyah wat Taqrib -salah satu referensi fikih dalam madzhab Syafi’i- kalau ada lima hari diharamkan puasa, yakni hari Idul Fithri, hari Idul Adha, serta tiga hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).
Argumennya yaitu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَيَّامُ التَّش�'رِيقِ أَيَّامُ أَك�'لٍ وَشُر�'بٍ
“Hari-hari tasyrik yaitu hari makan serta minum. ” (HR. Muslim no. 1141)
Hari tasyrik yaitu tiga hari sesudah Idul Adha (hari nahr). (Saksikan Al Iqna’, 1 : 412).
Ibnu ‘Umar, ‘Aisyah, Al Auza’i, Malik, Ahmad serta Ishaq dalam satu diantara gagasannya berlaku bakal bolehnya puasa untuk jamaah haji yang lakukan haji tamattu’ -saat tak mempunyai hewan hadyu untuk diqurbankan-. Demikian halnya pendapat Imam Syafi’i yang qadim (yang lama) membolehkannya. Sekian dijelaskan dalam Al Majmu’, 6 : 314.
Di halaman terlebih dulu, Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Pendapat yang terkuat menurut ulama Syafi’iyah kalau yang jadi pegangan yaitu pendapat Imam Syafi’i yang jadid (yang baru) yakni tak bisa berpuasa pada hari tasyrik baik untuk jamaah haji yang menggerakkan manasik tamattu’ atau terkecuali mereka.
Tetapi pendapat yang kuat kalau puasa untuk jamaah haji yang menggerakkan tamattu’ dibolehkan serta disebutkan sah. Lantaran ada hadits yang memperingan puasa seperti ini. Tersebut pendapat yang di dukung oleh hadits yang lebih tegas serta tidak butuh berpaling pada terkecuali pendapat ini. ” (Al Majmu’, 6 : 313).
Abu Bakr bin Muhammad Al Hishni berkata, “Sebagaimana diharamkan berpuasa pada hari Idul Fithri serta Idul Adha, diharamkan juga berpuasa pada hari tasyrik yakni tiga hari sesudah Idul Adha (11, 12, serta 13 Dzulhijjah). Berikut pendapat jadid atau paling baru (dari Imam Syafi’i waktu di Mesir). Berikut yang lebih pas. Lantaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang puasa pada hari itu seperti diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad shahih. Dalam shahih Muslim dijelaskan, “Hari-hari tasyrik yaitu hari makan serta minum. ”
Sedang menurut pendapat Imam Syafi’i yang qadim (waktu di Irak), dibolehkan puasa pada hari tasyrik untuk jamaah haji yang mengambil manasik tamatu’ yg tidak mempunyai hadyu. Berikut yang diisyaratkan dalam firman Allah Ta’ala,
فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فِي ال�'حَجِّ
“ (Namun bila ia tak temukan binatang hadyu atau tak dapat), jadi harus berpuasa tiga hari dalam saat haji. ” (QS. Al Baqarah : 196).
Dalam Shahih Bukhari disebutkdan dari ‘Aisyah serta Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhum, keduanya berkata, “Tidak di beri kemudahan di hari tasyrik untuk berpuasa terkecuali bila tak mempunyai hadyu. ” Imam Nawawi pilih pendapat Imam Syafi’i yang qadim ini. Terlebih dulu, Ibnu Shalah sudah mensupport pendapat itu juga.
Tetapi menurut pendapat ulama madzhab Syafi’i, berpuasa pada hari tasyrik tak dibolehkan. Walau demikian, bila kita pilih pendapat yang qadim, apakah dibolehkan untuk terkecuali jamaah haji mutamatti’ untuk berpuasa? Ini ada dua pendapat. Yang benar, haram untuk berpuasa. Wallahu a’lam. (Kifayatul Akhyar, hal. 253).
Apa yang diterangkan paling akhir dari penulis Kifayatul Akhyar tunjukkan kalau tak bisa berpuasa di hari tasyrik terkecuali jamaah haji yang mengambil haji tamattu’. Bermakna yang berpuasa Senin Kamis juga tak bisa lakukan puasa pada hari tasyrik. Termasuk juga di dalamnya untuk puasa Daud. Siapa yang berpuasa sunnah pada hari tasyrik bermakna kudu dibatalkan sekarang ini juga.
0 komentar:
Posting Komentar