Blog tempat berbagi informasi seputar dunia islam

Selasa, 04 Oktober 2016

Momentun Hijrah untuk menambah Iman dan takwa



Momentun Hijrah untuk menambah Iman dan takwa.Kalau pergantian yang besar mesti diawali dari pergantian yang kecil. Mengandaikan pergantian sosial yang luas mesti dengan diawali pergantian masing-masing individu. Individu disebutkan beralih jika dari hari-ke hari makin terpancar integritasnya, makin tampak ciri-cirinya, dengan bhs yang lain makin berilmu, makin bagus akhlaqnya ; ikhlas, tawadhu, dll.
Senada dari ide catatan diatas,
Allah SWT berfirman :
 ....... انَّ اللهَ لاَيُغَيِّرُ مَابِقَو�'مٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَابِأَنفُسِهِم�' …………
"Sebenarnya Allah tak mengubah kondisi satu golongan maka mereka mengubah kondisi yang ada pada diri mereka sendiri ……. "(QS. Ar-Ra’du : 11)

Dari ayat ini Allah menginginkan menyatakan kalau kunci kesuksesan dalam membenahi lingkungan ditetapkan oleh sejauh mana ia membenahi dianya di hadapan Allah SWT. Janganlah punya mimpi kita bakal mengubah lingkungan kita atau bahkan juga dunia pada saat diri kita masihlah penuh dengan permasalahan. Beberapa masalah yang sering berlangsung pada diri kita yaitu inkonsistensi (tak istiqomah) pada kebaikan, stagnan dalam langkah atau aksi, dibarengi dengan penyakit-penyakit hati seperti ujub, sombong, dengki lebih-lebih hingga menghadap pada dekandensi-dekadensi moral yang lain (mental korup, sifat pendusta, curang, asusila serta lain sebagainya).
Jadi jangan sampai kita bicara atau mengajak pada kebaikan sesaat diri kita masihlah diliputi oleh beberapa masalah itu diatas lantaran tak kan memberi efektifitasnya sekalipun. Janganlah juga kita berusaha untuk andil dalam mengerjakan umat sesaat diri kita masihlah belum tergarap sekalipun. Sungguh Allah SWT dalam soal ini mengecam serta meneror :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَالاَتَف�'عَلُونَ {2} كَبُرَ مَق�'تًا عِندَ اللهِ أَن تَقُولُوا مَالاَتَف�'عَلُونَ

"Hai beberapa orang yang beriman, kenapa anda menyampaikan apa yg tidak anda perbuat "
(QS. 61 : 2)
Kemudian
"Sangat besar kebencian di segi Allah kalau anda menyampaikan apa-apa yang tidak ada anda laksanakan." (QS. 61 : 3  )



Jadi beribadah haji yang barusan dilaksanakan oleh golongan muslimin semua dunia sebagai lambang dari usainya penggarapan diri dengan cara purna. Kemudian bakal terbit 1 Muharam dengan latar belakang histori Pindah Nabi SAW beserta beberapa sahabatnya yang demikian sarat arti revolusi sosial. Itu berarti sesudah penggarapan diri disempurnakan lewat haji, jadi bersiaplah untuk transformasi sosial, pergantian semesta.

Di antara ritual haji yakni tawaf serta sa’I yang menurut tesis K. H. Muhammad Zuhri, ulama dari Pati, Jawa Tengah, bila dikombinasikan bakal membuat garis spiral (bukanlah melingkar atau cuma lurus ke depan), melingkar tapi tak kembali pada titik yang sama, walau demikian membuat pola melingkar yang makin jadi membesar atau memanjang (seperti obat nyamuk bakar atau per). Itu berarti kegiatan manusia walapun mengulang walau demikian senantiasa punya nilai lebih dari hari-ke hari berwujud bobot atau kwalitas pekerjaannya itu.

Demikian pula medan perjuangan manusia mesti diawali dari medan yang kecil bernama diri, selanjutnya jadi tambah merubah keluarga, kemudian lingkungan orang-orang dalam skup yang terbatas (seumpama RT, RW, desa, dll) baru selanjutnya negara dll.
Jadi peristiwa menyongsong th. baru Islam 1432 H, sejatinya kita untuk jadikan momentum untuk bermuhasabah (introspeksi) dalam memandang pergantian diri serta semesta. Pergantian dengan cara fisik buat makhluk jasmani sebagai sunatullah, sistem alamiah seiring waktu berjalan serta menambahnya umur, serta pergantian itu malah menghadap pada kehancuran/kepunahan. Walau demikian pengayaan batin, psikis, mental atau rohani cuma dipunyai oleh makhluk berakal sejenis manusia. Perubahannya tak kan menghadap pada kehancuran, walau demikian selalu jadi membesar, membumbung tinggi naik ke atas tanpa ada batas yang pada akhirnya hingga kehadirat rabbani.

Serta sunggguh untung orang yang megiringi perjalanan umurnya dengan kwalitas amalnya :
أَلَا أُنَبِّئُكُم�' بِخِيَارِكُم�' قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ خِيَارُكُم�' أَط�'وَلُكُم�' أَع�'مَارًا وَأَح�'سَنُكُم�' أَخ�'لَاقًا. (الحديث)
“Maukah kalian saya beritahu mengenai orang yang paling baik diantara kalian? ” beberapa teman dekat menjawab, “Ya, wahai Rasulullah. ” Kata beliau, “Sebaik-baik kalian yaitu yang paling panjang umurnya serta terbaik amalnya. ” (Al-Hadits) 6

Bisa jadi apa yang kita laksanakan sama juga dengan yang tempo hari, walau demikian dari sisi kwalitetnya makin pancarkan ruh ilahi dalam segala kegiatan yang kita jalankan ; makin murni orientasinaya, jadi tambah keikhlasannya serta makin arif dalam menanggapi beragam masalah hidupnya. Berikut kwalitas manusia sejati yang dapat membawa revolusi dianya pada step yang paling purna. Jadi telah barang pasti, jadi konsekwensinya ia bakal siap mewakili semestanya dalam meraih perubahan
إِنَّ إِب�'رَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَم�' يَكُ مِنَ ال�'مُش�'رِكِينَ

"Sebenarnya Ibrahim yaitu (umat) yang bisa jadikan teladan lagi taat pada Allah serta hanif. Serta sekali-kali tidaklah dia termasuk juga beberapa orang yang mempersekutukan (Rabb)",
(QS. 16 : 120)

Ibrahim yang individu dinisbahkan sebagai umat dalam firman Allah itu. Hal mana memberikan kalau Ibrahim tak akan bicara sebagai makhluk individu tetapi ia bicara atas nama umatnya yang keduanya sama meraih jalan yang diridhai Allah. Sama seperti saat Nabi Muhammad Saw saat menjawab salam Allah : “Assalamu’alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. ” (salam sejahtera untukmu wahai nabi, rahmat serta barokah untukmu) Rasulullah jadi mengulangi salam itu : ”Assalamu’alaina wa’ala ‘ibadillahisholihiin. ” (kesejahteraan buat kami serta buat hamba-hambaMu yang sholeh). Nabi Saw tak menjawab : ”assalamu’alaya…… (salam sejahtera untuku) tetapi menisbahkan dianya dengan “kami”

Demikianlah beberapa nabi, sudah purna-tuntas dalam penggarapan dianya serta jadi agen pergantian buat umat serta semestanya..

Jadi marilah kita mulai dari diri kita sendiri.jadikan 1 Muharam sebagai momentum perubahan ke arah yang lebih baik.

Momentun Hijrah untuk menambah Iman dan takwa Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar